Ada banyak jenis tepung dari berbagai bahan yang bisa dimanfaatkan oleh kita untuk membuat suatu masakan. Salah satu jenis tepung yang bisa dimanfaatkan untuk memasak adalah tepung tapioka. Tepung ini bisa dikreasikan untuk membuat berbagai masakan, termasuk kue, roti, dan sup. Selain untuk memasak, ada banyak manfaat tepung tapioka lainnya bagi kesehatan, tetapi juga ada kekurangannya.
Tepung tapioka adalah tepung yang terbuat dari singkong, maka dari itu kadang orang lebih mengenalnya sebagai tepung singkong atau tepung kanji. Tepung ini mengandung banyak sekali karbohidrat dan sedikit protein, serat, atau zat gizi lainnya.
Tepung tapioka bisa menjadi alternatif bagi Anda yang menjalankan diet bebas gluten. Tepung ini bisa menjadi pengganti tepung atau gandum bagi Anda yang tidak bisa mengonsumsi makanan yang mengandung gluten. Dengan menggunakan tepung tapioka, Anda bisa membuat roti bebas gluten, puding atau makanan penutup lainnya, sebagai pengental untuk sup dan saus, sebagai agen pengikat dalam membuat burger, nugget, dan adonan lainnya. Agen pengikat ini bekerja dengan cara meningkatkan tekstur dan kadar air, sehingga kelembapan terperangkap membentuk seperti gel.
Manfaat tepung tapioka untuk kesehatan
Banyak manfaat kesehatan yang dikaitkan dengan tapioka berasal dari nutrisi yang diberikan oleh yuca atau ubi kayu. Tetapi sebagian besar nutrisi ini hilang dalam proses pembuatan yang mengubah singkong menjadi tapioka.
Namun, meski begitu, ada beberapa manfaat tepung tapioka yang tidak bisa didapatkan dari jenis tepung lainnya. Berikut beberapa manfaat tepung tapioka yang harus kamu tahu.
1. Cocok untuk diet tertentu
Tepung tapioka cocok untuk orang yang alergi atau tidak toleran terhadap gandum, biji-bijian, dan gluten. Orang yang alergi gluten harus melakukan diet bebas gluten atau gluten-free.
Karena tapioka secara alami bebas dari biji-bijian dan gluten, ini mungkin pengganti yang cocok untuk produk berbasis gandum atau jagung.
Jika kamu menderita penyakit celiac atau sensitivitas gluten non-celiac dapat menggunakan tepung ini untuk membuat roti dan makanan panggang lainnya.
Selain itu, tepung tapioka juga termasuk vegan, dan sering digunakan oleh mereka yang mengikuti diet paleo, atau diet protokol autoimun (AIP).
2. Untuk kesehatan usus
Tapioka merupakan sumber pati resisten. Sesuai dengan namanya, pati resisten bersifat resisten terhadap pencernaan dan berfungsi layaknya serat pada sistem pencernaan.
Pati resisten melewati usus kecil tanpa dicerna. Sebaliknya, pati di fermentasi di usus besar dan memberi makan bakteri usus yang sehat sehingga mengurangi peradangan dan jumlah bakteri berbahaya.
3. Kontrol gula darah
Tak hanya kesehatan usus, pati resisten juga telah dikaitkan dengan sejumlah manfaat bagi kesehatan secara keseluruhan.
Pati resisten disebut mampu menurunkan kadar gula darah setelah makan, meningkatkan metabolisme glukosa dan insulin, serta meningkatkan rasa kenyang.
Ini semua adalah faktor yang berkontribusi pada kesehatan metabolisme yang lebih baik.
4. Mencegah anemia defisiensi besi
Seperti disebutkan di atas, tepung tapioka adalah sumber zat besi yang baik. Satu porsi mutiara tapioka mengandung 1,58 mg zat besi.
Ini membuat tepung tapioka punya manfaat untuk mencegah anemia karena defisiensi zat besi. Anemia defisiensi besi sering terjadi pada wanita usia subur dan anak-anak.
Ini dapat menyebabkan masalah kesehatan termasuk cacat lahir, kematian bayi, gangguan fungsi kognitif, dan kekebalan yang buruk.
Dampak negatif dari tepung tapioka
Selain beberapa manfaat di atas, tepung tapioka juga bisa berdampak buruk apabila tidak cermat dalam pengolahannya.
1. Alergi
Kasus reaksi alergi terhadap singkong atau tepung tapioka memang tergolong langka. Namun, orang yang alergi terhadap lateks dapat mengalami reaksi alergi karena reaktivitas silang.
Itu berarti tubuh salah mengira senyawa dalam singkong sebagai alergen dalam lateks, sehingga menyebabkan reaksi alergi. Kondisi ini disebut dengan latex-fruit syndrome.
2. Beracun kalau salah olah
Seperti beberapa makanan nabati lainnya, tapioka (singkong) mengandung glikosida sianogenik yang melepaskan sianida di dalam tubuh. Ini dapat menyebabkan neurotoksisitas pada tingkat tinggi.
Mengonsumsi akar singkong yang diproses dengan buruk dikaitkan dengan keracunan sianida, penyakit kelumpuhan yang disebut konzo, dan bahkan kematian.
Namun, ada beberapa cara untuk menghilangkan zat berbahaya ini selama pemrosesan dan pemasakan. Tapioka yang diproduksi secara komersial umumnya tidak mengandung zat yang berbahaya dan aman dikonsumsi. (Bal)
KOMENTAR ANDA