Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Tangerang kembali diperpanjang hingga 24 Agustus 2020 dikarenakan peningkatan jumlah kasus yang cukup tajam. Perpanjangan PSBB dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Banten Nomor 443/Kep.196-Huk/2020.
Dilansir dari kompas.com, jumlah kasus pada PSBB periode sebelumnya (13-27 Juli 2020) ditemukan 24 kasus baru. Namun pada kurun waktu dua minggu terakhir, sudah bertambah 63 kasus baru atau sudah hampir tiga kali lipat dibanding periode sebelumnya.
Gencar Tracing
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah menyebutkan bahwa penyebab naik tajamnya kasus baru COVID-19 juga dikarenakan aktifitas masyarakat yang mulai banyak. Terlebih dikatakan bahwa sebagian masyarakat Kota Tangerang bekerja dan beraktifitas di Jakarta.
Beraktifitas di luar rumah dan berinteraksi dengan berbagai orang memang dikaitkan dengan tingginya risiko penularan virus corona.
Wali Kota Tangerang juga menyebutkan bahwa kasus terbanyak COVID-19 juga berasal dari kasus kontak erat, sehingga penting bagi masyarakat yang baru keluar dari rumah, juga yang baru pulang dari kerja untuk membersihkan diri sendiri sebelum bertemu keluarga.
“Dan kasus terbanyak kan kontak erat, maka ya di rumah siapa pun mau anggota keluarga kalau baru aktivitas di luar ya mandi terus ya mlakukan disinfektanisasi di rumah,” tutur Arief.
Berbagai upaya telah dilakukan Pemkot Tangerang untuk menekan angka kasus baru COVID-19, salah satunya dengan meningkatkan kemampuan pelacakan atau tracing kasus COVID-19.
“Kota Tangerang sudah ngejar juga, tracing sudah banyak,” tambahnya.
Risiko Sedang
Berdasarkan pantauan pada pusat data Nasional terkait peta risiko COVID-19 pada laman covid19.go.id, Tangerang Raya, termasuk Kota Tangerang berstatus risiko sedang.

Lebih lanjut, Gubernur Banten Wahidin Halim dalam telekonferensi rapat evaluasi PSBB perpanjangan ketujuh atau PSBB Tahap VIII wilayah Tangerang Raya, Minggu (9/8/2020), juga menyampaikan harapannya terkait Zona Kuning di Tangerang agar tidak jatuh ke Zona Merah.
“Waspadai dan pertahankan. Jangan sampai posisi Zona Kuning kembali lagi ke Zona Merah karena akan sangat berat untuk penanganannya,” jelas Wahidin.
KOMENTAR ANDA