Daun ungu adalah tanaman herbal yang dikenal dapat mengobati wasit atau ambeien. Sebagian masyarakat Indonesia biasa menyebutnya daun handeuleum. Selain sebagai obat wasir, ternyata masih banyak manfaat daun ungu untuk kesehatan.
Ciri-ciri daun ungu atau daun handeuleum (Graptophyllum hortense) adalah perdu atau pohon kecil dengan tinggi 1,5-3m. Kulit dan daunnya berlendir dengan bau yang kurang enak. Tanaman wungu sering ditemukan tumbuh liar di pedesaan atau ditanam sebagai tanaman hias dan tanaman pagar.
Pada resep tradisional, daun ungu berfungsi sebagai emolien, obat anti radang, pencahar, dan diuretik. Orang Indonesia biasa menggunakannya untuk meredakan gejala wasir, sakit pinggang, tonsilitis, abses, dan rematik.
Berdasarkan penggunaan daun ungu secara empiris tersebut, para peneliti kemudian mengamati kandungan dan khasiat daun ungu sebagai obat.
Mengobati batu empedu
Manfaat rebusan daun handeuleum dapat mengatasi masalah batu empedu. Cara memanfaatkannya cukup mudah.
Yaitu dengan merebus 7 helai daun handeuleum dengan daun urat dan setelah itu rebus dengan menggunakan 2 gelas air. Konsumsi ramuan itu secara rutin 2 kali sehari hingga batu empedu anda sembuh.
Mengatasi konstipasi
Masalah konstipasi atau susah BAB pun dapat di atasi dengan memanfaatkan herbal ini.
Caranya cukup dengan 2 gelas air dan angkat setelah airnya tersisa 1 gelas. Setelah dinfgin, anda bisa meminum segelas air rebusan daun handeuleum tersebut pada pagi hari secara rutin sampai sembelit anda sembuh.
Mengobati Bisul
Bisul yang menyerang bagian tubuh pasti menyiksa. Maka dari itu segera obati, salah satunya dengan menggunakan khasiat daun handeuleum.
Cukup dengan menumbuknya hingga halus dan balurkan pada bagian kulit yang terdapat benjolan bisul.
Selain itu, anda juga bisa menggunakan cara lainnya yaitu dengan memanggang daun handeuleum dia atas api kecil yang sebelumnya telah terlebih dahulu di olesi dengan minyak klapa.
Lalu, selagi hanngat tempelkan pada bagian kulit yang benjol akibat bisul.
Melancarkan buang air kecil
Daun handeuleum juga bisa di manfaatkan sebagai param untuk melancarkan buang air kecil.
Caranya cukup dengan menumbuk daun handeuleum yang telah di cuci besih hingga halus, lalu oleskan pada perut sehingga seperti memakai param.
Mengatasi Wasir atau Ambeien
Khasiat daun handeuleum untuk wasir bisa menjadi pengobatan alternatif bagi anda yang kini tengah menderita penyakit ambeien tanpa harus melakukan tindakan operasi.
Cara mengolahnya cukup dengan merebus 15 helai daun handeuleum yang telah di cuci bersih dengan 4 gelas air.
Tambahkan juga kedalamnya sedikit gula aren dan sebutir kunyit. Rebus semua bahan tersebut hingga mendidih dan hingga tersisa 2 gelas air. Setelah dingin anda dapat mengonsumsinya 2 kali sehari sebanyak 1 gelas air rebusan setiap kalinya.
Mengobati rematik dan encok
Untuk mengobati rematik dan encok dengan menggunakan daun handeuleum, anda bisa mencuci bersih daunnya terlebih dahulu kemudian di tumbuk.
Setelah halus, anda dapat menempelkannya pada bagian tubuh yang mengalami rematik atau encok.
Mengatasi demam
Demam merupakan kondisi kesehatan umum yang dapat dialami oleh anak-anak maupun dewasa. Kondisi ini umumnya di karenakan perut kita yang penuh akan kotoran.
Namun kondisi tersebut dapat di tangani segera dengan menggunakan daun handeuleum.
Caranya cukup dengan merebus 7 helai daun handeuleum yang telah di cuci bersih dan 5 iris temulawak dengan menggunakan.
Setelah mendidih angkat dan konsumsi ramuan tersebut setelah dingin. Konsumsi ramuan ini sekali sehari secara rutin sehingga demam reda.
Menghentikan pendarahan
Daun handeuelum juga juga memiliki manfaat untuk mengatasi terjadinya pendarahan. Caranya cukup dengan mengonsumsi air rebusannya secara teratur.
Mengobati Diabetes
Seorang Mahasiswa peneliti dari IPB (Institut Pertanian Bogor) bernama Aziz Nuraditia, merupakan salah seorang anggota peneliti Program Keahlian Analisis Kimia, menyatakan bahwa daun handeuleum ini dapat di gunakan sebagai obat diabetes alami.
Hal tersebut di buktikan dari hasil penelitian yang di lakukan olehnya bahwa di dalam tubuh enzim a-glukoidase yang membantu memecah rantai polisakarida di ikatan a(1-6) pada setiap titik percabangan yang tak mampu di pecahkan dengan enzim amilase.
Aktivitas dari enzim tersebut bisa menghasilkan polimer a(1-4) tidak bercabang dan juga 1 glukosa. Senyawa tersebut akan memperlambat proses pencernaan pati di dalam usus halus.
Hal tersebut membuat glukosa dari makanan dan pati akan memasuki sirkulasi darah lebih lambat serta bisa di sesuaikan menjadi lebih efektif oleh sensitivitas insulin atau gangguan respon. Dan apabila kerja enzim tadi terhambat, maka proses konversi karbohidrat menjadi zat glukosa dapat di tekan. (Bal)
KOMENTAR ANDA