Vaksin dan Proses Ujinya
Vaksin adalah bakteri atau virus yang dilemahkan atau bahkan dimatikan, yang saat masuk ke dalam tubuh, diharapkan dapat membentuk kekebalan tubuh spesifik atau anti body secara aktif terhadap suatu penyakit tertentu, termasuk COVID-19.
Dalam era pandemi COVID-19 ini, penemuan vaksin adalah salah satu upaya yang ditunggu-tunggu oleh milyaran orang di dunia. Vaksin diharapkan dapat membentuk kekebalan tubuh spesifik yang kuat terhadap virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit COVID-19.
Kendati demikian, vaksin tidak mudah untuk diproduksi dan didistribusikan secara massal. Jangan sampai alih-alih mendapatkan kekebalan tubuh secara aktif, malah menambah jumlah kasus pasien terkena penyakit COVID-19.
Oleh karena itu, vaksin harus melalui banyak tahapan uji agar siap didistribusikan secara massal, salah satunya adalah tahapan uji klinis vaksin.
Ada beberapa Negara mengklaim siap memproduksi vaksin secara massal, seperti China, Inggris, Amerika Serikat, dan Jerman. Saat ini mereka diketahui tengah berlomba melakukan uji klinis vaksin, salah satunya uji klinis vaksin buatan China dilakukan di Indonesia.
Uji Pra Klinis Vaksin
Hal pertama yang harus diperhatikan sebelum melakukan uji klinis adalah uji pra-klinis.
Uji pra klinis diartikan sebagai serangkaian uji coba sebelum diujikan kepada manusia.
Uji pra klinis salah satunya meliputi uji di laboratorium untuk menyiapkan antigen, atau dalam kasus COVID-19 dapat berupa virus corona yang telah dilemahkan atau dimatikan.
Uji Klinis Vaksin
Uji klinis secara total dilakukan melalui tiga tahapan, yakni uji klinis tahap 1, uji klinis tahap 2, dan uji klinis tahap 3.
Uji klinis dilakukan untuk menjawab setidaknya dua pertanyaan mendasar ini, yakni :
apakah vaksin memang dapat membuat sistem kekebalan tubuh secara aktif?
apakah vaksin ini dapat menyebabkan seseorang yang divaksin malah menjadi sakit, atau terdapat reaksi alergi, atau malah komplikasi?
Kedua pertanyaan di atas membutuhkan waktu hingga berbulan-bulan untuk menjawabnya di setiap tahapan uji klinis vaksin.
Antigen yang telah disiapkan dan diuji coba pada hewan kemudian disimpulkan. Bila kesimpulannya vaksin aman dan positif membuat kekebalan tubuh aktif, maka vaksin selanjutnya di uji klinis kepada manusia untuk melihat respon tubuh manusia pada vaksin.
Uji klinis kepada manusia diuji coba terlebih dahulu pada sampel manusia yang sedikit, jumlahnya hanya puluhan, dan kembali disimpulkan jawaban dari pertanyaan mendasar di atas.
Apabila kemudian berhasil, uji klinis dilakukan dengan jumlah sampel yang lebih besar dalam satu populasi.
Apabila kemudian juga berhasil, maka jumlah sampel yang lebih besar lagi diuji coba pada beberapa populasi yang terdiri dari berbagai usia, ras, etnis, dan faktor lainnya yang masuk dalam variabel penelitian.
Bibit Vaksin
Bibit vaksin yang lolos semua tahapan uji klinis merupakan prototype vaksin. Di mana prototype ini menjadi standard baku produksi vaksin secara massal. Vaksin yang diproduksi secara massal ini kemudian dapat didistribusikan dan digunakan oleh masyarakat secara luas.
Bibit vaksin yang lolos uji klinis ini pun harus mendapatkan pengakuan-pengakuan di seluruh dunia. Pengakuan ini menjadi penting dan menjadi lisensi bahwa penelitian yang dilakukan sesuai dengan standard, hasilnya akurat, dan tidak bias.
Untuk mengetahui lebih lengkap apa itu vaksin? Kami telah membahasnya di sini.
KOMENTAR ANDA