Sudah tidak terhitung berapa lama harus tetap berada di rumah saja karena pandemi Covid-19 yang belum juga usai. Mulai dengan adaptasi new normal dengan harus memiliki rutinitas yang berbeda dari sebelumnya. Sebagian mungkin sangat bersyukur dan menikmati keadaan berkumpul dengan keluarga inti di rumah, namun pasti juga rindu dengan orang tua atau keluarga yang tinggal terpisah.
Selain itu, dampak ekonomi tentu mulai terasa. Baik secara pribadi di kebutuhan rumah tangga sehari-hari maupun dalam sektor bisnis yang lebih besar. Seolah masih dalam keadaan menunggu yang tidak pasti, kapan ini akan berakhir dan dapat kembali beraktivitas normal?
Seluruh dunia (termasuk Indonesia) masih berupaya untuk mengakhiri pandemi ini dengan menemukan vaksin. Sehingga belum dapat dipastikan kapan pandemi akan berakhir. Padahal, berbagai sektor kehidupan mulai menunjukkan dampak pandemi. Sehingga, mau tidak mau, harus beradaptasi dan hidup ‘berdampingan’ dengan virus ini. Adaptasi new normal, begitu istilahnya. Seperti apa yang terjadi di Indonesia?
Adaptasi new normal adalah cara merubah perilaku, gaya hidup, dan kebiasaan lama karena tuntutan suatu kondisi. Keadaan dimana ketika PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) sudah mulai dilonggarkan, namun protokol kesehatan tetap wajib dilakukan. Dengan harapan, tetap dapat produktif dengan tetap mencegah untuk terjangkit virus corona.
Adaptasi new normal ini wajib dilakukan pada sektor-sektor penting seperti tempat ibadah, pasar atau pertokoan, perkantoran, transportasi umum, hotel, dan restoran, serta tempat umum lainnya. Setiap orang juga wajib mematuhi protokol kesehatan dengan menggunakan masker, menjaga jarak, rajin mencuci tangan dengan sabun, olahraga teratur, dan menjaga asupan gizi.
Memulai Adaptasi New Normal

Pada tahap memulai beradaptasi dengan new normal ini, banyak orang menyadari bahwa tidak semua kebiasaan baru cocok untuk setiap orang. Sehingga beberapa orang mulai mencoba produk baru, melakukan hal-hal baru, dan kebiasaan baru lainnya yang dianggap dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik, seperti:
- Kebiasaan di rumah
Hampir semua orang mulai bosan dengan keadaan di rumah. Sehingga membuatnya untuk lebih produktif, menambah berbagai kegiatan baru di rumah. Bahkan kegiatan yang dulu hanya dapat dilakukan di luar, sekarang mencoba dilakukan di rumah. Seperti berolah raga rutin, menata ulang kembali kondisi rumah, merawat tanaman, dan lainnya. Bahkan sampai dengan membuat sendiri produk-produk yang dibutuhkan.
- Kebiasaan bekerja di rumah
Pada awalnya mungkin berat untuk tetap bekerja meski di rumah, karena sudah pasti kondisinya tidak produktif. Belum lagi masalah lain yang muncul dalam kondisi ini, seperti kelelahan karena terlalu lama di depan layar komputer bahkan sampai berpengaruh pada kondisi mental akibat terlalu lama diam di rumah.
- Kebiasaan berbelanja online
Belanja online memang sudah menjadi kebiasaan baru yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat. Apalagi setelah pandemi, kebiasaan ini semakin menjamur. Namun tetap, ketika ‘asyik’nya berbelanja di sebuah pertokoan tidak dapat digantikan, belanja konvensional justru dapat menjadi hiburan karena sudah bosan di rumah. Namun tetap dengan memperhatikan jarak aman, transaksi tanpa uang tunai, dan layanan pelanggan selama 24 jam setiap hari.
Selanjutnya : Protokol Masa Adaptasi New Normal
KOMENTAR ANDA